Wahdah Makassar Gelar Daurah Syar'iyyah Tentang Ulil Amri

Berita
Admin WIM
15 Jul 2019
Wahdah Makassar Gelar Daurah Syar'iyyah Tentang Ulil Amri

DPD Wahdah Islamiyah Makassar mengadakan Daurah Syar'iyyah dengan dukungan BRTM Anas Bin Malik. Acara ini diadakan di Masjid Anas Bin Malik Kampus STIBA Makassar hari Ahad (14/7).

Acara sehari ini dimulai pagi hingga sore dengan menghadirkan pemateri dari Dewan Syariah Wahdah Islamiyah diantaranya Ustadz H. Rahmat Badani, Lc., M.A, Ustadz Dr. H. Muhammad Yusran, Lc.,MA, dan Ustadz Dr. H. Ahmad Hanafi, Lc., M.A. Ketiganyapun masing-masing membawa materi dan menjawab pertanyaan dari peserta.

Ustadz H. Rahmat Badani, Lc.,M.A membawakan materi yang berjudul Fiqh Nasihat Kepada Ulil Amri. Ustadz Rahmat memulai materi dengan menjelaskan bahwa penjelasan dalam acara ini semata-mata untuk mengetahui hukum fiqh. Tidak membicarakan negara, organisasi, atau kelompok tertentu apalagi orang-orang tertentu, dan membiasakan diri kita untuk mendengarkan pendapat dari ulama lain. Kemudian beliau menjelaskan mulai makna ulil amri, hingga cara menasihati, baik nasihat secara umum maupun secara khusus.

Panitia melaporkan bahwa acara ini cukup diminati. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peserta yang banyak, dilaporkan bahwa peserta daurah  ikhwah mencapai 548 orang, dan akhwat 477 orang.

Panitia daurah syar'iyyah juga menggandeng UPTD Sulawesi Selatan dengan menyediakan tempat di halaman masjid bagi yang ingin mendonor darahnya.

Hadir memberi sambutan ustas Gishar Hamka, ketua Wahdah Makassar, mengungkapkan bahwa informasi sekarang kadang mengikis idealisme yang dibangun. "Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberi informasi yang berimbang, kader wahdah secara khusus, dan masyarakat secara umum."

Lebih lanjut dia menambahkan bahwa informasi dan penguatan melalui Daurah Sya'iyyah tersebut bisa menjadi motivasi bagi untuk para kader bahwa apa yang kita jalani adalah sesuai dengan apa yang digariskan dalam agama.

"Harapan kita juga bahwa persoalan perbedaan pendapat itu harus berlapang dada dan tidak fanatik dan ini menjadi prinsip kita di Wahdah Islamiyah sebagai pembelajaran." tutupnya.